Majunya suatu koperasi pada dasarnya adalah menjadi harapan kita bersama.
Perjalanan koperasi adalah sebagai satu cara memperbaiki dan meningkatkan
kesejahteraan ekonomi masyarakat. Pengendali koperasi seharusnya selalu
berusaha semaksima mungkin untuk memajukan koperasi. Terutama koperasi yang
menjadi tempatnya bekerja, baik sebagai pengurus atau ahli. Ini termasuk dengan
mengelola koperasi secara profesional dan memegang teguh idealisme koperasi
dengan asas untuk kemanfaatan bersama.
Koperasi adalah sebagai suatu badan usaha yang berdasarkan atas asas
kekeluargaan, haruslah dapat dibentuk dengan tujuan dan dikelola secara baik
serta profesional.Setiap koperasi harus mampu menunjukkan jati dirinya sebagai
badan usaha yang dibentuk untuk tujuan mulia dan demi kepentingan bersama berdasarkan
ajaran Allah SWT. Sekaligus idealisme yang berlandaskan moral dan ajaran agama
harus selalu diutamakan agar tidak terjebak dalam urusan yang akan merosakkan
koperasi.
Semua itu menjadi penting kerana selama ini ada kecenderungan koperasi
dibentuk dengan tujuan yang terkadang menyimpang dari asas-asas perkoperasian
itu sendiri. Bahkan terdapat juga koperasi yang ditubuhkan sekadar alat untuk
mencari keuntungan peribadi atau dikelola dengan cara yang tidak profesional.
Untuk mewujudkan koperasi yang dapat berkembang secara positif tidaklah
semudah yang dijangkakan. Perlu ada kerjasama antara pengurus dan ahli serta
majunya sesuatu koperasi pada dasarnya ditentukan oleh :
1. Tujuan pembentukkan koperasi itu
sendiri. Ia haruslah ideal, sesuai dengan keadaan dan yang paling penting
dipersetujui oleh semua ahli.
2. Komitmennya pengurus dan ahli
terhadap koperasi, tujuan positif, peraturan dan pengembangannya. Dalam hal ini
setiap pengurus harus memiliki idealisme dengan dasar moral yang baik. Dengan
idealisme itulah mereka akan memiliki komitmen yang baik terhadap
perkoperasian.
3. Profesionalismenya pengurus dalam
pengurusan koperasi dan mengetahui tuntutan semasa.
Untuk mewujudkan koperasi yang ideal juga ditentukan oleh profesionalisme
pengurus koperasi. Setidaknya ada beberapa kriteria yang
perlu dimiliki oleh calon pengurus koperasi agar dirinya layak dipilih menjadi
pengurus. Antara lain :
1. Berani
Sejauh mana pengurus
berani mengambil resiko? Sejauh mana pengurus berani mengkonfrontasi
orang-orang yang menghalangi perkembangan koperasi? Untuk berkembang, koperasi
perlu berubah. Dan dalam perubahan pasti ada orang-orang yang menentang,
orang-orang yang berdiri menghalangi di tengah jalan mencapai tujuan. Apakah
pengurus berani menghadapi orang-orang seperti itu? Jika tidak berani, jangan
pilih orang tersebut sebagai pengurus.
2. Punya integritas yang tinggi
Integritas
berarti walk the talk and talk the walk. Melakukan apa yang ia katakan dan
mengatakan apa yang ia lakukan. Bukan cuma orang yang omdo (omong doang) atau
NATO (No Action Talk Only). Orang yang punya prinsip dan nilai yang dipegang
teguh. Orang lain tahu karakter orang tersebut jika menghadapi tekanan seperti
apa, jika menghadapi masalah seperti apa. Orang yang tidak mudah
terombang-ambing oleh issue atau pendapat mayoritas.
3. Berjiwa wirausaha
Berjiwa
wirausaha identik dengan tahan banting, kreatif, mandiri, tidak mudah putus asa.
Pilihlah pengurus yang jika memungkinkan punya pengalaman membangun bisnisnya
sendiri. Pilihan terakhir adalah pengurus yang seumur hidup jadi orang gajian,
agak sulit untuk menjadikan orang seperti ini untuk jadi pengurus. Minimal
perlu diikutkan workshop dan pelatihan kewirausahaaan.
4. Berjiwa pemimpin
Pengurus adalah pimpinan tertinggi di koperasi, satu level dengan CEO dan Direktur Utama suatu perusahaan. Dan koperasi adalah perusahaan juga. Maju mundurnya suatu peruashaan sebagian besar terletak pada eksekutif tertingginya. Kemajuan perusahaan salah satunya terletak pada kemampuan sang eksekutif tertinggi untuk mengelola sumber daya yang ada secara benar. Sumber daya apa yang paling penting bagi sebuah organisasi? Tidak lain adalah manusianya. Dan bagaimana mengelola sumber daya manusia yang paling efektif? Adalah dengan memimpin. Bukan sekedar menyuruh atau memerintah.
Pengurus adalah pimpinan tertinggi di koperasi, satu level dengan CEO dan Direktur Utama suatu perusahaan. Dan koperasi adalah perusahaan juga. Maju mundurnya suatu peruashaan sebagian besar terletak pada eksekutif tertingginya. Kemajuan perusahaan salah satunya terletak pada kemampuan sang eksekutif tertinggi untuk mengelola sumber daya yang ada secara benar. Sumber daya apa yang paling penting bagi sebuah organisasi? Tidak lain adalah manusianya. Dan bagaimana mengelola sumber daya manusia yang paling efektif? Adalah dengan memimpin. Bukan sekedar menyuruh atau memerintah.
5. Punya kemampuan manajerial
Koperasi sekarang ini tidak bisa asal kelola, tidak bisa asal jalan. Kalau prinsipnya masih seperti itu, tergusur sudah koperasi dengan perusahaan-perusahaan swasta. Membuka minimarket jangan sekedar buka minimarket, jangan hanya sebagai syarat 'disini ada koperasi'. Membuka minimarket harus tahu ilmunya, ada yang namanya manajemen retail. Bagaimana mencari pemasok, bagaimana mengelola saluran distribusi, bagaimana menata barang dagangan, pricing, promosi, customer service dan lain-lain
Koperasi sekarang ini tidak bisa asal kelola, tidak bisa asal jalan. Kalau prinsipnya masih seperti itu, tergusur sudah koperasi dengan perusahaan-perusahaan swasta. Membuka minimarket jangan sekedar buka minimarket, jangan hanya sebagai syarat 'disini ada koperasi'. Membuka minimarket harus tahu ilmunya, ada yang namanya manajemen retail. Bagaimana mencari pemasok, bagaimana mengelola saluran distribusi, bagaimana menata barang dagangan, pricing, promosi, customer service dan lain-lain
6. Mengerti tentang perkoperasian
Adakah pengurus yang tidak tahu tujuan dan prinsip koperasi? Banyak. Mengapa saya bilang begitu, karena umumnya pengurus hanya berfokus pada cara mengembangkan dan membesarkan koperasi, dari segi finansial. Tanpa memperhatikan jiwa dari koperasi. Pengurus yang seperti ini akan membawa koperasi tidak bedanya dengan perusahaan-perusahaan swasta, hanya bertujuan mencari keuntungan yang sebesar-besarnya.
Adakah pengurus yang tidak tahu tujuan dan prinsip koperasi? Banyak. Mengapa saya bilang begitu, karena umumnya pengurus hanya berfokus pada cara mengembangkan dan membesarkan koperasi, dari segi finansial. Tanpa memperhatikan jiwa dari koperasi. Pengurus yang seperti ini akan membawa koperasi tidak bedanya dengan perusahaan-perusahaan swasta, hanya bertujuan mencari keuntungan yang sebesar-besarnya.
7. Punya keahlian interpersonal yang baik
Pendidikan perkoperasian adalah salah satu prinsip koperasi. Sasaran pendidikan ini terutama adalah anggota, karena anggota lah secara bersama-sama yang menentukan jalannya koperasi. Pendidikan perkoperasian ini tidak dilakukan dengan sekali atau beberapa kali memberikan penyuluhan atau seminar umum. Pendidikan koperasi akan jauh lebih efektif jika dilakukan dengan pendekatan personal dan berangsur-angsur. Mendekati dan memberikan pemahaman tentang koperasi kepada orang per orang, kelompok per kelompok. Disinilah peran keahlian interpersonal. Bagaimana pengurus dapat memengaruhi para anggota koperasi untuk bersama-sama memajukan koperasi.
Pendidikan perkoperasian adalah salah satu prinsip koperasi. Sasaran pendidikan ini terutama adalah anggota, karena anggota lah secara bersama-sama yang menentukan jalannya koperasi. Pendidikan perkoperasian ini tidak dilakukan dengan sekali atau beberapa kali memberikan penyuluhan atau seminar umum. Pendidikan koperasi akan jauh lebih efektif jika dilakukan dengan pendekatan personal dan berangsur-angsur. Mendekati dan memberikan pemahaman tentang koperasi kepada orang per orang, kelompok per kelompok. Disinilah peran keahlian interpersonal. Bagaimana pengurus dapat memengaruhi para anggota koperasi untuk bersama-sama memajukan koperasi.
Anggota
harus lebih jeli dalam memilih pengurus, pilihalah berdasarkan kualitas
individu bukan popularitas. Karena koperasi dijalankan dengan mengandalkan
kualitas seseorang, keberaniannya, integritas, semangat wirausaha, kepemimpinan,
kemampuan manajerial, pemahaman terhadap koperasi dan kemampuan intrapersonal.
Bukan dengan modal terkenal. Panitia pemilihan pengurus pun harus benar-benar
melakukan seleksi, jangan hanya sekedar voting, harus ada fit and proper test.
Jadi calon-calon yang diajukan menjadi pengurus dalam rapat anggota adalah
benar-benar calon yang sudah teruji kualitasnya.
Keseriusan
suatu organisasi untuk berkembang ditandai dengan keseriusan dalam memilih
pimpinan tertingginya. Sudahkan koperasi saudara memilih pengurus dengan serius
berdasarkan kualitas, tidak hanya berdasarkan popularitas. Jadilah koperasi
yang serius, yang maju dan berkembang, jangan jadi koperasi ecek-ecek.
Sementara itu
sebagai sebuah organisasi masyarakat yang otonom dan mandiri koperasi itu
seharusnya muncul dari bawah. berkoperasi itu adalah merupakan kehendak yang
bebas, sukarela dan terbuka dari orang-orang yang mempunyai kepentingan bersama
untuk melakukan kerjasama untuk menolong dirinya sendiri. Koperasi itu bukanlah
rekayasa para pengiat politik ataupun prakarsa pemerintah yang bersifat dari
atas tapi adalah organisasi swadaya
masyarakat dan muncul sebagai keinginan bersama.
Koperasi
sebagai hal yang membedakan dengan bentuk usaha yang kapitalis yaitu koperasi
adalah kumpulan orang dan bukanlah kumpulan modal. Modal bukan penentu tapi adalah
pembantu. Kepemilikan koperasi sebagai ciri khas adalah bahwa menjadi anggota
koperasi berarti secara otomatis juga menjadi pemilik dan juga pelanggan. Beda
dengan bentuk usaha yang kapitalis bahwa koperasi itu berorientasi manfaat baik
dalam arti nominal maupun pelayanan. Bukan pada orientasi keuntungan yang
besar-besarnya bagi orang-seorang yang kemudian dipastikan akan menjadi alat
penindasan karena sebagi sifat dasar manusia yang serakah dan ingin menguasai
orang lain.
Koperasi itu
bukan disusun atas dasar suku, agama, ras, golongan, politik, ataupun
stratifikasi social. Sehingga perlu kita sadari bersama bahwa koperasi itu
adalah alat ekonomi rakyat yang bebas dan tidaklah tertutup (esklusif) koperasi
itu bukanlah ikatan-ikatan primordialisme. Dalama arti koperasi itu bukanlah
anggota yang tertutup (esklusif) hanya untuk kelompok santri, kelompok pegawai
negeri, kelompok petani hingga kelompok mahasiswa tapi menjadi anggota koperasi
itu adalah bebas, sukarela dan terbuka. Bebas artinya bahwa untuk menjadi
anggota koperasi itu bebas keluar dan masuk dengan system yang telah
disepakati. Hal ini didasarkan pada suatu prinsip bahwa tiap-tiap individu itu
berhak secara bebas untuk menentukan nasibnya sendiri bukan oleh orang lain
ataupun institusi apapun. Sukarela dimaknai bawasannya menjadi anggota koperasi
haruslah merupakan kehendak secara sadar dari manfaat serta nilai tambah yang
apa yang hendak didapatnya dari kerjasama yang dilakukan berdasarkan prinsip
non-diskriminatif.
Daftar Pustaka :
v http://www.konsultankoperasi.com/2015/09/7-kriteria-pengurus-koperasi-yang-ideal.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar